Guru Abad 21 Melek Teknologi

Sabtu, 12 Januari 2019 M telah berlangsung acara Diklat Guru Kreatif Abad 21, yang bertempat di Auditorium STAI Persis garut. Acara ini diinisiasi oleh dua Prodi, yaitu Prodi PAI dan PGMI. Tujuannya tidak lain adalah supaya para pendidik abad 21 ini memahami bagaimana karakteristik abad sekarang, sehingga dalam menyampaikan ilmu tidak terkesan tertinggal dan kolot. Tapi seorang pendidik mesti menguasai teknologi dan menjadikannya salah satu alat menyampaikan ilmu pengetahuan, mengingat kecenderungan generasi abad 21 ini sangat tidak bisa dipisahkan dari yang namanya teknologi. Penguasaan teknologi bagi guru senafas dengan apa yang disampaikan oleh ketua pelaksana, yaitu Ibu Fenti Inayati, M.Ag. Dalam penjelasannya ketika diwawancara oleh penulis di Auditorium beliau menjelaskan bahwa “Untuk menyongsong abad 21 ini, maka diperlukan hal-hal demikian. Sebab pada abad ini tidak sama dengan abad-abad yang lainnya, tapi memiliki beberapa standar. Di antaranya literasi, karakter dan yang paling penting adalah melek teknologi”. Beliau juga menambahkan bahwa acara ini bertujuan supaya pendidik dapat “Mengintegrasikan antara model-model pendidikan yang sesuai dengan abad 21 dengan cara menguasai teknologi informasi”.

Acara diklat ini diisi oleh empat pemateri utama, dan beberapa serangkaian acara dari prodi PGMI dan mahasiswa dari kedua prodi. Para pemateri utama yaitu pertama Prof. Dr. Dadan Wildan, seorang pejabat Eselon 1 Sekretariat Neraga RI dengan tema Kebijakan Pendidikan di Era Milenial. Kedua bapak Totong, M.Pd., seorang Kepala Dinas Pendidikan Kab. Garut dengan tema Menjadi Guru Kreatif. Ketiga Prof. Dr. Fauzan, seorang Ketua Umum Asosiasi Dosen PGMI dengan tema Peran Guru dalam Pembelajaran Era Digital. Dan keempat adalah Ibu Fenti Inayati, M.Ag., seorang Dosen dan Sekretaris Prodi PGMI STAI Persis Garut dengan tema Model Pembelajaran Abad 21.

Adapun rangkaian acara selanjutnya adalah persembahan dari para mahasiswa Prodi PAI dan PGMI untuk memaparkan model pembelajaran yang menyenangkan untuk peserta didik. Selain itu juga ada sesi perkenalan aplikasi karya Prodi PGMI yang disampaikan oleh Ustadz Yusup Tajri, M.Pd selaku Dosen dan Ketua Prodi PGMI STAI Persis Garut, yaitu aplikasi Hiwar Praktis. Sebuah aplikasi yang akan memudahkan dalam mempelajari bahasa Arab karena disajiakan dengan praktis dan mudah dipahami. Materi pertama yang disampaikan oleh Prof. Dadan adalah bagaimana seorang pendidik merespon perkembangan yang terjadi pada abad 21 ini. Mau atau tidak mau metode yang digunakan oleh seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran mesti mengikut sertakan teknologi sebagai alatnya. Generasi pada abad 21 ini hidup pada masa revolusi industri 4.0, globalisasi dan juga merupakan generasi Z yang mana cirinya adalah pelbagai kehidupan yang tidak bisa lepas dari teknologi. Maka untuk menciptakan SDM yang unggul, seorang pendidik harus bisa merespon dengan baik perkembangan tersebut.

Materi kedua disampaikan oleh Bapak Totong, M.Pd., beliau menyampaikan terkait ke bijakan pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan di kabupaten Garut. Terdapat hal yang cukup menarik ketika beliau menanggapi perkembangan teknologi pada abad 21 ini. Meskipun secara umum beliau sepakat akan kebutuhan masa kini, dan konsekuensi yang mesti diterima bersama. Namun, dalam hal pendidikan beliau tidak melupakan satu komitmen, yaitu aspek religius. Beliau mengatakan: “Kami komitmen pada aspek religiusitas”. Oleh karena itu, salah satu peraturan pendidikan di Garut adalah siswa dilarang membawa handphone/ HP saat berlangsung proses pembelajaran. Beliau memberikan alasan “Supaya anak fokus pada pembelajaran,” ujarnya. Di luar itu, silahkan ikuti perkembangan yang ada, bahkan kita dituntut untuk merespon kemajuan pada abad 21 ini dengan baik dan bijaksana. Ma

teri ketiga disampaikan oleh Prof. Dr. Fauzan, beliau menyampaikan terkat dengan peran guru dalam pembelajaran di era digital. Beliau menyebutkan bahwa ciri dari abad 21 itu adalah kemajuan teknologi. Maka dalam hal pendidikan, mempunyai konsekuensi pertama, pemanfaatan teknologi sebagai sarana pendidikan. Kedua, perkembangan teknologi dikembangkan sebagai media pembelajaran berbasis IT. Maka, seorang guru harus melek teknologi, mengikuti setiap perkembangan teknologi yang terus berkembang. Posisi kita hari ini mempunyai peran yang sangat penting, sebab sebuah kurikulum tidak akan berjalan kalau guru tidak berperan. Dan guru adalah orang pertama dalam mencerdaskan manusia. Selain itu, beliau juga menyebutkan beberapa poin terkait dengan pe ran strategis guru. Pertama, guru sebagai agen pemersatu bangsa. Kedua, guru sebagai agen perubahan menuju perbaikan. Dan ketiga, tugas guru untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

Materi terakhir disampaikan oleh Ibu Fenti Inayati, M.Ag., beliau menyampaikan terkait dengan model pembelajaran abad 21. Dalam hal ini, beliau mengutip perkataan seorang tokoh, yaitu Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasy, M.A., bahwa materi itu penting, tapi metode itu lebih penting dari pada materi. Metode itu penting, tapi guru lebih penting dari metode. Guru itu penting, tapi ruh guru itu lebih penting dari seorang guru. Artinya, dalam proses pembelajaran, mempunyai metode itu penting supaya materi dapat diterima dan dicerna oleh peserta didik. Selain itu, beliau juga menyampaikan terkait dengan keterampilan abad 21. Bahwa metode pendidikan abad 21 itu pertama adalah Critical Thingking, artinya pembelajaran berbasis masalah dan peserta didik dituntut untuk menciptakan solusi dari masalah tersebut. Kedua adalah Creativity, yaitu menciptakan kreatifitas tingkat tinggi, dan mampu bersaing dengan negara lain. Ketiga adalah Communication, yaitu mampu melakukan komunikasi dengan baik. Dan keempat adalah Collaboration, yaitu melakukan kolaborasi dan tidak individu.

Selain materi-materi inti di atas, di penghujung acara diisi oleh beberapa penampilan dari mahasiswa PAI dan PGMI yang menjelaskan terkait dengan model-model pembelajaran berbasis teknologi yang dapat dipakai oleh para guru disekolahnya masing-masing. Tidak lupa juga Prodi PGMI yang disampaikan oleh Ustadz Yusup Tajri, M.Pd., -selaku ketua Prodi PGMI- dengan mempersembahkan aplikasi Hiwar Praktis yang sudah bisa diunduh di Google Play Store. Aplikasi tersebut terbilang mudah dan praktis. Cukup epektif digunakan sebagai media pembelajaran bagi peserta didik. (Iman Nurjaman, Ketua Umum UKM Unstraj)