Jumat, 30 Agustus 2019 Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) STAI Persis Garut menyelenggarakan Pelatihan Berkisah. Acara yang ditujukan untuk memberikan keterampilan berkisah ini adalah bagian dari program Prodi PGMI. Pelatihan tersebut dilangsungkan di gedung Dewi Sartika Diknas Kabupaten Garut. Acara cukup antusias diikuti sehingga mendatangkan peserta dari luar kota.
Sekitar pukul 08.00 WIB acara dibuka oleh Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Kabupaten Garut yaitu bapak Tototng, M.Pd. Pria yang dilantik menjadi Kadis 11 Pebruari 2019 ini sangat gembira dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini. Mantan pejabat Kabid SMP Dinas Pendidikan Garut ini berharap dari pelatihan ini dapat melahirkan para pengkisah yang hebat. “Kita berharap pelatihan ini mengantarkan kita menjadi pengkisah yang baik. Melalui kisah itu akan lebih mengenalkan tokoh-tokoh para Sahabat, Ulama, dan Tokoh Nasional,” jelasnya.
Dalam pembukaan ini pun disampaikan berbagai sambutan setelah pembacaan ayat suci al-Qur`ān. Sambutan pertama diberikan Ketua Panitia yaitu bapak Agi Kurniawan, M.Pd. Alumni STAI Persis Garut ini mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang telah mendukung acara mengkisah. “Kami sebagai panitia berterima kasih kepada setiap pihak yang membantu terwujudnya acara ini,” tegasnya. Sambutan kedua disampaikan Ketua Prodi PGMI STAI Persis Garut yaitu bapak Yusup Tajri, M.Pd. Dalam prakatanya pria asal Cioyod ini mengemukakan kepentingan prodi PGMI mengadakan pelatihan tersebut. “Pelatihan ini juga untuk menopang kemampuan khas mahasiswa PGMI STAI Persis Garut,” ungkap alumni Pesantren Persatuan Islam (PPI) 73 Garogol ini. Sambutan terakhir diberikan Dr. Maman Sumpena, M.Si. Wakil Ketua 1 ini menyambut gembira pelaksanaan acara. Lelaki asal Pakenjeng ini pun mengetengahkan kesesuaian pelatihan dengan Visi dan Misi STAI Persis Garut.
Usai seremoni pembukaan pelatihan berkisah pun dimulai. Pelatihan secara langsung dipimpin oleh bapak Ari Prabowo. Pria yang lebih dikenal dengan sebutan ka Ari ini didampingi oleh bapak Pandu. Mengawali pelatihan ka Ari membahas mengenai pentingnya berkisah dalam kehidupan, keluarga, pendidikan, bahkan eksistensi suatu negeri. “Keberadaan Eropa dan Amerika yang berjaya hari ini tidak terlepas dari kisah yang mereka pelihara di kalangan rakyatnya. Begitupula dengan berbagai kondisi memilukan di tanah air kita terkait dengan cerita yang ada di tengah masyarakatnya,” papar bapak empat tersebut. Di paparan awal pun ka Ari menjelaskan perbedaan antara kisah dan dongeng. Sembari mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ka Ari menyimpulkan bahwa dongeng itu konotasinya adalah negatif. Dongen digunakan untuk cerita yang tidak benar, dan bahkan tidak kurang untuk menipu. Sementara kisah ialah menceritakan yang benar-benar terjadi dan tujuannya benar. Ka Ari pun menekankan kepentingan kisah sebagai media penyampaian ajaran al-Qur`ān. “Dalam al-Qur`ān pun dikisahkan orang-orang baik untuk diikuti dan kisah orang buruk untuk dijauhi,” papar ketua Persaudaraan Pencerita Muslim Se-Indonesia (PPMI).
Sesi selanjutnya para peserta diajarkan dan dilatihkan teknik berkisah. Dibantu buku kisah susunannya ka Ari membawa peserta ke dunia kisah yang menyenangkan. Sebenarnya cerita yang dikedepankan kadang sesuatu yang biasa, namun karena penguasaan teknik berkisah yang mantap menjadikan peserta terpesona. Teks buku kisah yang sederhana menjadi sangat istimewa. Warna tulisan yang ada tidak sekedar warna, tetapi di dalamnya ada napas kisah yang bermakna. Hidupnya berkisah ini didukung oleh suara, intonasi, ekspresi, gerakan, media, penghayatan dan penjiwaan yang mendalam. Gabungan berbagai unsur tersebut menjadikan berlatih semakin menyenangkan. Berjam-jam dilalui seakan berlangsung sesaat. Peserta pun dibuat gembira dalam latihannya. Pelatihan ini dilangsungkan hingga Sabtu 31 Agustus 2019. (Yusri)