Sabtu, 12 Oktober 2019 STAI Persatuan Islam Garut gelar Pelatihan Literasi Nasional dan Launching Buku MASAGI. Kegiatan ini menghadirkan narasumber nasional. Ratusan peserta dari kalangan guru TK, SD, SMP dan SMA mengikuti pelatihan ini. Tujuan utama pelatihan ini yaitu memperkenalkan model pembelajaran MASAGI dan peluncuran buku MASAGI karya dosen STAI Persatuan Islam Garut.
Pelatihan dibuka dengan materi pertama yang disampaikan oleh Heri Mohamad Tohari, M.Pd. Materi ini membahas mengenai Eksplanasi Content Buku MASAGI: “Penguatan Literasi Berbasis Budaya Lokal (Sunda)”. Pa Heri mengemukakan bahwa lahirnya model dan buku Masagi ini berbasis penelitian di masyarakat semenjak tahun 2014.
Dilanjutkan oleh Tatang Muttaqin, M.Ed., Ph.D. yang memaparkan mengenai “Perkembangan dan Permasalahan Literasi di Indonesia”. Beliau memberi pembahasan terkait pemetaan kondisi literasi secara umum di Indonesia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, serta upaya-upaya pemecahan masalahanya secera teoretis dan praktis.
Materi ketiga tentang “Kebijakan Strategis Pengembangan Keaksaraan Nasional” disampaikan oleh Dr. Abdul Kahar. Poin penting yang dijelaskan adalah mengenai program-program strategis yang dijalankan Pemerintah Pusat dalam rangka pengembangkan literasi di Indonesia kontemporer.
Selanjutnya materi “Permasalahan dan Agenda Strategis Pengembangan Program Literasi di Kabupaten Garut” oleh Dr. Asep Saeful Hidayat. Dengan jelas beliau membahas terkait pemetaan keadaan literasi di Kabupaten Garut, serta program-program strategis yang dijalankan Pemerintah Kabupaten Garut untuk pengembangan literasi kontemporer. Terkait pengembangan literasi ini Diknas Garut telah berusaha maksimal di tengah berbagai keterbatasan dan ketidakberdayaan. Diknas sangat mendukung terhadap sepak terjang tim Masagi Staipi Garut.
Materi kelima salah satu materi yang ditunggu-tunggu oleh peserta “Eksplanasi Teknik 12 Langkah MASAGI (Maca Sakali Ngarti) dengan paktiknya. Materi ini dipimpin oleh Fenti Inayati, M. Ag. Sekretaris Prodi PGMI STAI Persatuan Islam Garut memimpin pelatihan dengan meriah. Bersama tim Masagi yang terdiri dari Mahasiswa PGMI semester 3 dan 5 STAI Persatuan Islam Garut dipraktikkan langsung diikuti oleh seluruh peserta pelatihan yang hadir. Terdapat berbagai macam teknik yang dipraktikkan diantaranya; (1) sakali moyeg; (2) sakali guyub; (3) sakali ngawih; (4) sakali nempo; (5) sakali aksara; (6) sakali nyusun; (7) sakali keprok; (8) sakali kotret; (9) sakali ulin; (10) sakali wayang motekar; (11) sakali refleksi; dan (12) sakali pamingkal yang mana semua teknik tersebut secara lengkap sudah tertuang dalam buku MASAGI. Dalam pelatihan ini disamping mendapatkan ilmu peserta pun mendapatkan bukunya.
Buku MASAGI merupakan jawaban bagi guru-guru untuk menggunakan metode pembelajaran baru yang kreatif dan adaptif. Yaitu “Maca Sakali Ngarti”. Selain itu buku MASAGI sebagai bentuk kepedulian para penyusunnya terhadap “budaya literasi” bagi peserta didik. “Langkah-langkah Masagi itu disusun untuk menanamkan karakter Sunda yaitu cageur, bageur, bener, pinter, singer, tata-titi, nastiti jeung surti,” tutur ibu Fenti Inayati.
Ditutup materi terakhir oleh Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut yaitu Totong, M.Pd. Beliau memaparkan “Pengarahan Pengembangan Program Literasi untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Kabupaten Garut”. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan baru bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran secara “masagi”, yaitu komprehensif dengan langkah-langkah praktis namun sangat strategi dan bermanfaat. Selain paparan-paran materi dari pemateri nasional yang dihadirkan, pelatihan yang dilaksanakan di auditorium STAI Persatuan Islam Garut ini dilengkapi juga dengan fasilitas Buku MASAGI, sertifikat Diklat 34 jam, pelatihan teknik masagi “maca sakali ngarti” oleh tim masagi STAI Persatuan Islam Garut, dan juga pembelajaran berkelanjutan via online (grup WhatsApp). ***(Asfahany)